Sabtu, 19 November 2016

Pemusnah berita Hoax di sosial media

Facebook menghadapi kritikan pedas lantaran berita bohong alias terkait pemilu Amerika Serikat 2016 yang muncul di situs tersebut.


CEO Facebook Mark Zuckerberg pun menanggapi bahwa berita dan informasi bohong yang dibagikan di Facebook hanya sebagian kecil dibandingkan dengan keseluruhan berita. Meski begitu, Facebook berkomitmen memperbaiki diri dan berjanji bahwa hoax akan hilang dari situsnya.

Saat Facebook berusaha menyortir berita-berita hoax, ada empat yang berhasil mengatasi kabar-kabar hoax yang ada di jejaring sosial berusia 12 tahun itu.

Mengutip Business Insider, Kamis (16/11/2016), melalui ajang hackathon yang diselenggarakan Princeton University, keempat mahasiswa itu membuat sebuah ekstensi pada browser Chrome hanya dalam waktu 36 jam. Mereka menamai proyeknya 'FiB: Stop living a lie'.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Nabanita De, Anant Goel, Mark Craft, dan Catherine Craft yang berasal dari bebeberapa universitas berbeda.

De menyebutkan cara kerja dari ekstensi itu. "(Ekstensi) itu mengklasifikasi seluruh unggahan, baik foto atau screenshot Twitter, foto dewasa, serta tautan palsu dengan tanda terverifikasi atau tidak terverifikasi, menggunakan bantuan teknologi kecerdasan buatan," tutur De.

Ia menambahkan, untuk tautan situs, tim menilainya dari reputasi website kemudian juga permintaan terhadap malware dan situs phishing yang mengambil konten dari Google dan meringkasnya.

"Untuk gambar seperti screenshot Twitter, kami mengubah gambar ke teks menggunakan nama pengguna dan memeriksa apakah cuitan itu benar-benar diunggah oleh penggunanya," ujar De.

Para mahasiswa itu telah merilis ekstensi mereka sebagai proyek terbuka, karenanya banyak pengembang yang bisa mengunduh dan menggunakannya.

Solusi keempatnya pun dianggap sebagai sebuah solusi yang cukup efektif untuk menyelesaikan masalah yang kini dialami jejaring sosial raksasa besutan Mark Zuckerberg itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar